DENGAN MENYEBUT NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

Selasa, 22 November 2011

PENJAJAHAN GAYA BARU BANGSA BARAT


Oleh :
Didik Lestariyono,SH

(Mahasiswa Hukum Universitas Widyagama Malang)

Sejatinya negeri kita yang telah terbebas dari penjajahan secara fisik oleh kaum imperialis ini, tanpa disadari ternyata telah mengalami penjajahan gaya baru. Tanpa kita sadari ternyata penjajahan ini lebih murah daripada melakukan penjajahan secara fisik yang memerlukan banyak biaya perang. Penjajahan gaya baru ini lebih menyakitkan, dan mematikan yang berdampak pada berbagai sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Negeri dulu yang terkenal dengan kekayaan alam dan jumlah penduduknya yang terbesar di Dunia kini tengah terancam dalam keterpurukan. Betapa tidak,” sebab tak satupun potensi Indonesia yang disegani oleh kaum imperialis / negeri-negeri barat. Jika kita lihat alusista (alat utama sistem persenjataan) kita sebagian besar adalah di impor dari amerika. Sehingga apabila suatu ketika pemerintah kita tidak sependapat dengan pemerintah amerika dalam sesuatu hal, maka dengan enteng persenjataan kita akan di embargo, sehingga tentara-tentara yang kita banggakan ibarat seperti macam ompong tanpa taring dan cakar.
Kondisi memperihatinkan Tambang Emas ( PTFI)
Lucunya lagi, para pemimpin-pemimpin kita dapat di beli dengan sedikit dollar, pasal-pasal dalam perundang-undangan dapat dipesan. Bahkan perundang-undangan pun banyak yang copy paste dari negara-negara liberal. Sehingga sumber daya alam yang “Utama“  dapat dikuasai dengan mudah. Produk-produk asing dapat dengan mudah menguasai pasar di Indonesia. Sebagai bukti, PT.Freeport yang merupakan tambang Emas terbesar didunia berhasil dikuasai dengan mudah, tahun 2009, negara memperoleh penerimaan pajak dari PT Freeport yang menguasai tambang emas di Papua hanya Rp 13 triliun, plus royalti hanya USD 128 juta dan dividen sebesar USD 213 juta. Padahal PT Freeport Indonesia (PTFI) sendiri meraup laba bersih sebesar USD 2,33 miliar atau setara dengan Rp 22,1 triliun (Inilah.com, 2/12/2009).

"Penghasil Minyak Utama Indonesia di Dominasi Asing"
Sumber : Dirjen Migas 2009
Minyak bumi kita dijual ke Petronas milik malaysia, Exxon Mobile di Blok Cepu yang memiliki cadangan minyak lebih dari 10 miliar barel, Shell,Total E&P, Medco, Conoco, Chevron, British Petrolium, Vico Indonesia, Kodeco Energy dan masih banyak lagi bahkan menurut Dr. Hendri Saparini, Pakar Ekonomi dari Econit dan Tim Indonesia Bangkit. Sumberdaya migas Indonesia yang sudah dieksplorasi maupun yang masih berupa cadangan memang sangat besar, namun hampir semuanya, sekitar 90%, dikuasai asing.(al-Wa’ie 4 Desember 2007). Kayu kita dijarah Sebanyak Rp 169,8 triliun yang menjadi potensi penerimaan negara di bidang kehutanan dan perkebunan selama tahun 2004-2010 “hilang”. Hal itu diungkap oleh ICW dan Koalisi setelah melakukan penghitungan sendiri dalam konperensi pers di Bakoel Coffee, Cikini, Jakarta,( Kompas.com)
Ikan kita dirampok parahnya hutang kita ribuan triliun hampir mustahil untuk dilunasi. Tanpa kita sadari sebenarnya kita telah menjadi penduduk negeri yang miskin, karena sumber daya “Utama” kita telah terjual habis-habisan.
Dokumentasi : Pergaulan Bebas Remaja
Faham materialisme, budaya konsumtif, gaya hidup hedonisme, Individualisme,cara berpakaian dan berpenampilan telah diajarkan melalui iklan-iklan dan tayangan di televisi, film-film dan propaganda yang sengaja ditanamkan dihati dan pikiran para pemuda, yang bertujuan agar kita sebagai pemuda mengalami kesesatan berfikir, yang menyebabkan pada pelompatan logika  dan berakibat pada kebodohan bertindak yang pada akhirnya kita akan masuk dalam suatu perangkap lingkaran setan..!! yang nantinya mereka (Kaum Liberal) berharap pemuda kita menjadi rusak. Jangankan memikirkan Negaranya atau umat, lebih-lebih agamanya, memikirkan dirinya sendiripun mereka masih kesusahan karena kemalasannya.
Mahasiswa-mahasiswa kita tidak lagi menjadi ancaman bagi negara-negara besar, karena mahasiswa-mahasiswa terbaik kita, banyak yang direkrut dan dipekerjakan di perusahaan-perusahaan raksasa kaum barat, dengan gaji loper koran menurut perhitungan mereka. Dengan propagandanya mereka masuk meracuni pemikiran melalui kurikulum pendidikan, membuat suatu perkumpulan “sampah” di negeri kita yang hanya berorientasi pada cara-cara perebutan kekuasaan serta politik adu domba dan lain sebagainya. Padahal Rasulullah saw. pernah bersabda, “Barangsiapa yang mengajak orang pada ashabiyah (primordialisme, sektarianisme) tidaklah termasuk golongan kami.” (H.R. Abû Dâwud, hadis no. 5121).
Tiap-tiap kelompok saling memperebutkan kekuasaan, jika kekuasaan tak didapati maka mereka akan menjadi perusak/pengganggu yang akan saling menjatuhkan dengan yang lain, dan menganggap kelompoknya lebih baik dari kelompok yang lain, sehingga muncul bibit-bibit kebencian yang akan dengan mudah dimanfaatkan oleh kaum Imperialis untuk mengkotak-kotakan bangsa Indonesia.
Hutang negara sudah sangat besar dan hampir mustahil mampu untuk dibayar. 22%  tiap tahun habis untuk membayar utang. Sehingga mengurangi anggaran pendidikan, kesehatan dan pelayanan sosial. Akibatnya di negeri yang katanya kaya raya ini, banyak penduduknya yang masih kelaparan, miskin, sakit dan tak mampu berobat, sungguh ironis. Karena semakin lama jika kondisi ini tidak berubah, maka akan tercipta generasi yang lemah dari negeri kita, yang tidak akan mampu bangkit.
Kekayaan bangsa kita hampir semuanya dikuasai asing, sekitar lebih dari 90 % ladang minyak telah dikuasai asing, tambang batu-bara, tembaga, emas, yang, mimuman-minuman, makanan-makanan, obat-obatan dan buku-buku. Semuanya telah menguasai bangsa kita. Bahkan Ahli Hukum Internasional Dr.A.I Chandra,SH.MH (Mantan Dosen Fakultas Hukum Univ. Widyagama Malang) pernah mengatakan, jika amerika ingin Menghancurkan bangsa kita sungguh sangatlah mudah, karena 90% bahan baku obat-obatan yang ada di rumah sakit di Indonesia adalah mengimpor dari Amerika serikat. Sehingga dengan hanya meng-Embargo bahan baku obat maka jutaan rakyat indonesia akan banyak yang mati karena tidak bisa mengobati penyakitnya.
Indonesia akan bengkit dan menjadi negara adidaya hanya dengan apabila pemerintahan dinegeri kita dipegang oleh orang-orang yang bersih, jujur dan intelek yang berani menentang segala bentuk Imperialisme yang sadar bahwa kita sedang mengalami penjajahan gaya baru yang sengaja dilancarkan oleh kaum Imperialis.Terutama pemuda-pemudanya bersatu untuk memikirkan nasib bangsa Indonesia ke depan.

Kamis, 03 November 2011

Sandiwara Kucing


Dalam suatu negeri para kucing, yang didalamnya berisi beraneka ragam ras, suku, bangsa,dan kelompok serta golongan para kucing. Ada suatu pemerintahan, yang didalamnya ada presiden, ada gubernur, ada pengawas gubernur dan ada beraneka ragam komunitas perkumpulan para kucing. Kehidupan mereka sangat disibukkan dengan aktivitas mencari makanan, mereka sangat tekun dan tidak mengenal lelah dalam berusaha untuk hal tersebut. Negeri yang tergolong sejahtera, sejuk nyiur melambai bak surga dunia.
            Belang adalah pimpinan tertinggi dalam negeri kucing tersebut. Ia dikenal sebagai sosok yang santun dan rendah hati baik dalam tutur katanya maupun intonasi tubuhnya. Belang bersal dari suku belang yang terkenal sangat loyal pada  ke sukuannya. Ia juga dikenal sebagai pimpinan tertinggi dari suku tersebut. Gaya kepemimpiannya sangat bertolak belakang dengan gaya kepemimpinan ketika ia memimpin negara.
            Dalam kepemimpinannya di kesukuanya ia mampu menerapkan strategi agitasi, yag mana hal itu bisa membuat seseekor binatang dapat menunjukan semangt pengabdian pada sang belang. Bahkan seekor kucing rela mati demi menuruti kemauan sang kepala suku,Sehingga dengan hal itu dalam menjalankan pemerintahan di negaranya ia sangat di dewa-dewakan oleh anggota sukunya. Jangankan menyentuh kulitanya, jika ada yang sedikit saja merobek bajunya maka ia akan berhadapan dan berurusan panjang dengan anggota sukunya.
            Suatu ketika di tengah-tengah pemerintahannya, datang si hitam dari suku Suci yang mana ia adalah seorang anggota pengawas pemerintahan yang di perintahkan langsung oleh Sang kepala pengawas, yakni yang bernama Raden putih. Ternyata kedatangannya ke istana kepresidenan adalah hendak memberikan surat panggilan kepada Sang Belang terkait dengan perkembangan jalannya pemerintahan, yang ternyata si belang ini tidak membuat program pembangunan selama satu tahun semenjak ia dilantik. Namun sayangnya niat baik untuk mengonfirmasi dan mengetahui perkembangan pemerintahan tidak di indahkan oleh sang penguasa kucing belang.
            Hari demi hari terlewati bulan demi bulan telah dijalani namun negara tidak mengalami perkembangan yang signifikan ketika dijalankan si belang. Negeri tersebut terkesan berjalan ditempat. Bahkan ironisnya banyak laporan ke pengawas pemerintahan mengenai ketidak adilan yang terjadi terhadap rakyat mengenai kompensasi pajak negara atas prestasi rakyat, kekurangan fasilitas yang kurang memadai dsb, namun sekali  lagi tidak di gubris. Sang presiden hanya disibukkan dengan menghadiri undangan-undangan dan jamuan makan-makan oleh negara tetangga.
            Pelanggaran demi pelanggaran pun terjadi secara bertubi-tubi, mulai dari tidak mau membuat Program pembangunan, tidak mensosialisasikan perkembangan pemerintahan tiap bulan sekali pada rakyat, mengingkari janji kampanye, kegagalan dalam membuat kegiatan, pelanggaran masa jabatan tidak mengindahkan panggilan pengawas yang semuanya telah diatur dalam undang-undang dasar negara namun dengan sengaja tidak di taati dan banyak lagi.
            Sampailah akhirnya,karena seluruh panggilan tidak pernah  di indahkan maka si Putih selaku pemimpin pengawas negara melakukan rapat dengan seluruh anggotanya yang kemudian sepakat untuk mengundang seluruh kepala suku, dan kepala kelompok kucing dari seluruh penjuru negeri, bahwa negara dalam keadaan tidak demokratis tidak adil dan kurang makmur. Semua pimpinan kepala suku termasuk sang presiden di undang dalam Sidang pertanggung jawaban presiden tersebut.
            Melalui proses yang cukup panjang dengan mendatangkan saksi dan bukti-bukti yang kongkrit akhirnya ditarik kesimpulan bahwa memang benar, presiden bersalah dan sengaja melakukan kesalahan. Oleh  karenanya presiden di berhentikan dengan hormat, mengingat selain membuat kesalahan yang fatal, ternyata ia juga  pernah berbuat yang sifatnya sedikit menguntungkan negara. Sebelum di berhentikan Presiden diberi hak, untuk mengeluarkan semacam SUPERSEMAR, yakni menunjuk presiden ad interim untuk pemerintahan sementara. Ketika ditawarkan ke seluruh peserta sidang, tak satupun yang bersedia. Sehingga tawaran sampai jatuh pada kepala pengawas. Melihat kondisi pemerintahan yang sangat memprihatinkan dan apatisme rakyatnya sang kepala pengawas pun akhirnya mau menerima tawaran tersebut agar tidak terjadi Vacum Of Power. Dalam sidang tersebut pimpinan negra sementara diminta untuk melaksanakan pemilihan umum dengan segera untuk  memilih pemimpin baru.
            Sungguh ironis, semangat sang kepala pengawas ini ternyata masih disusupi  kepentingan mantan kepala pemerintahan yang telah domisioner. Sungguh memalukan, sang mantan kepala pemerintahan ini melakukan kegiatan-kegiatan dengan cara mencuri stempel pemerintah 2x, menghadiri undangan pemerintah luar negeri tanpa sepengetahuan presiden yang baru, padahal kewenangan tersebut sebenarnya bukan haknya lagi,provokasi para kepala suku untuk melakukan kudeta, pembunuhan karakter melalui fitnah dan masih banyak lagi. Hingga penulis menyimpulkan sesungguhnya yang merusak negara adalah Si Belang dengan memanfaatkan anggota sukunya sendiri, yang ternyata mereka tak pernah rela jika kursi pimpinan negara tidak dari golongan mereka. Hal yang sangat patut di sesalkan.