DENGAN MENYEBUT NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

Kamis, 03 November 2011

Sandiwara Kucing


Dalam suatu negeri para kucing, yang didalamnya berisi beraneka ragam ras, suku, bangsa,dan kelompok serta golongan para kucing. Ada suatu pemerintahan, yang didalamnya ada presiden, ada gubernur, ada pengawas gubernur dan ada beraneka ragam komunitas perkumpulan para kucing. Kehidupan mereka sangat disibukkan dengan aktivitas mencari makanan, mereka sangat tekun dan tidak mengenal lelah dalam berusaha untuk hal tersebut. Negeri yang tergolong sejahtera, sejuk nyiur melambai bak surga dunia.
            Belang adalah pimpinan tertinggi dalam negeri kucing tersebut. Ia dikenal sebagai sosok yang santun dan rendah hati baik dalam tutur katanya maupun intonasi tubuhnya. Belang bersal dari suku belang yang terkenal sangat loyal pada  ke sukuannya. Ia juga dikenal sebagai pimpinan tertinggi dari suku tersebut. Gaya kepemimpiannya sangat bertolak belakang dengan gaya kepemimpinan ketika ia memimpin negara.
            Dalam kepemimpinannya di kesukuanya ia mampu menerapkan strategi agitasi, yag mana hal itu bisa membuat seseekor binatang dapat menunjukan semangt pengabdian pada sang belang. Bahkan seekor kucing rela mati demi menuruti kemauan sang kepala suku,Sehingga dengan hal itu dalam menjalankan pemerintahan di negaranya ia sangat di dewa-dewakan oleh anggota sukunya. Jangankan menyentuh kulitanya, jika ada yang sedikit saja merobek bajunya maka ia akan berhadapan dan berurusan panjang dengan anggota sukunya.
            Suatu ketika di tengah-tengah pemerintahannya, datang si hitam dari suku Suci yang mana ia adalah seorang anggota pengawas pemerintahan yang di perintahkan langsung oleh Sang kepala pengawas, yakni yang bernama Raden putih. Ternyata kedatangannya ke istana kepresidenan adalah hendak memberikan surat panggilan kepada Sang Belang terkait dengan perkembangan jalannya pemerintahan, yang ternyata si belang ini tidak membuat program pembangunan selama satu tahun semenjak ia dilantik. Namun sayangnya niat baik untuk mengonfirmasi dan mengetahui perkembangan pemerintahan tidak di indahkan oleh sang penguasa kucing belang.
            Hari demi hari terlewati bulan demi bulan telah dijalani namun negara tidak mengalami perkembangan yang signifikan ketika dijalankan si belang. Negeri tersebut terkesan berjalan ditempat. Bahkan ironisnya banyak laporan ke pengawas pemerintahan mengenai ketidak adilan yang terjadi terhadap rakyat mengenai kompensasi pajak negara atas prestasi rakyat, kekurangan fasilitas yang kurang memadai dsb, namun sekali  lagi tidak di gubris. Sang presiden hanya disibukkan dengan menghadiri undangan-undangan dan jamuan makan-makan oleh negara tetangga.
            Pelanggaran demi pelanggaran pun terjadi secara bertubi-tubi, mulai dari tidak mau membuat Program pembangunan, tidak mensosialisasikan perkembangan pemerintahan tiap bulan sekali pada rakyat, mengingkari janji kampanye, kegagalan dalam membuat kegiatan, pelanggaran masa jabatan tidak mengindahkan panggilan pengawas yang semuanya telah diatur dalam undang-undang dasar negara namun dengan sengaja tidak di taati dan banyak lagi.
            Sampailah akhirnya,karena seluruh panggilan tidak pernah  di indahkan maka si Putih selaku pemimpin pengawas negara melakukan rapat dengan seluruh anggotanya yang kemudian sepakat untuk mengundang seluruh kepala suku, dan kepala kelompok kucing dari seluruh penjuru negeri, bahwa negara dalam keadaan tidak demokratis tidak adil dan kurang makmur. Semua pimpinan kepala suku termasuk sang presiden di undang dalam Sidang pertanggung jawaban presiden tersebut.
            Melalui proses yang cukup panjang dengan mendatangkan saksi dan bukti-bukti yang kongkrit akhirnya ditarik kesimpulan bahwa memang benar, presiden bersalah dan sengaja melakukan kesalahan. Oleh  karenanya presiden di berhentikan dengan hormat, mengingat selain membuat kesalahan yang fatal, ternyata ia juga  pernah berbuat yang sifatnya sedikit menguntungkan negara. Sebelum di berhentikan Presiden diberi hak, untuk mengeluarkan semacam SUPERSEMAR, yakni menunjuk presiden ad interim untuk pemerintahan sementara. Ketika ditawarkan ke seluruh peserta sidang, tak satupun yang bersedia. Sehingga tawaran sampai jatuh pada kepala pengawas. Melihat kondisi pemerintahan yang sangat memprihatinkan dan apatisme rakyatnya sang kepala pengawas pun akhirnya mau menerima tawaran tersebut agar tidak terjadi Vacum Of Power. Dalam sidang tersebut pimpinan negra sementara diminta untuk melaksanakan pemilihan umum dengan segera untuk  memilih pemimpin baru.
            Sungguh ironis, semangat sang kepala pengawas ini ternyata masih disusupi  kepentingan mantan kepala pemerintahan yang telah domisioner. Sungguh memalukan, sang mantan kepala pemerintahan ini melakukan kegiatan-kegiatan dengan cara mencuri stempel pemerintah 2x, menghadiri undangan pemerintah luar negeri tanpa sepengetahuan presiden yang baru, padahal kewenangan tersebut sebenarnya bukan haknya lagi,provokasi para kepala suku untuk melakukan kudeta, pembunuhan karakter melalui fitnah dan masih banyak lagi. Hingga penulis menyimpulkan sesungguhnya yang merusak negara adalah Si Belang dengan memanfaatkan anggota sukunya sendiri, yang ternyata mereka tak pernah rela jika kursi pimpinan negara tidak dari golongan mereka. Hal yang sangat patut di sesalkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar